Postingan

Perjalanan Membaca di Tahun 2025

Di awal tahun, aku menetapkan angka target membaca 25 buku dalam 1 tahun ini. Yaaa.. 25 in 25 (supaya cantik) Alhamdulillah tercapai... *celebrating my small win* Jika selama ini aku menghabiskan banyak buku non-fiksi, tahun ini aku melahap banyak buku-buku fiksi. Dari buku-buku fiksi, aku berkelana ke dunia yang belum pernah kudatangi, aku melihat dari perspektif yang belum pernah kubayangkan, aku mendengar suara yang selama ini begitu jauh, dan aku merasakan banyak perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Hatiku penuh. Benar kata J.S Khairen, buku fiksi untuk hati, non-fiksi untuk otak. Bacalah keduanya. Selain itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, aku termotivasi mengikuti reading challenge dari bbbbookclub (Buibu Baca Buku Book Club), dan tahun ini aku semakin termotivasi karena komunitas ini mengadakan pertemuan offline ! di Depok. Tepatnya di Aksata coffe & library. Semangatku selalu tumbuh saat berangkat dan hatiku selalu penuh saat pulang. (Terima kasih k...

Menikah: adjust everything consciously, sincerely.

Refleksi 7 tahun pernikahan (jelang 8). Saya dan suami menikah karena teman sekolah dulunya. Sepakat menikah karena melihat karakter-karakter yang disukai dan kiranya cocok sebagai teman perjalanan. Visi kami menikah untuk membangun generasi islami dan berjuang di dunia agar dapat berkumpul kembali di surga kelak, lillahi ta'ala. Menyadari sepenuhnya bahwa menikah adalah ibadah terlama, jalan yang kami tempuh tentunya panjang. Bukan cinta yang sementara yang kami harap, namun cinta yang menetap dan senantiasa dirawat agar tumbuh subur. Bersyukur memutuskan menikah bukan dalam keadaan hati terlampau berbunga-bunga, melainkan melalui istikhoroh serta hati yang tenang; dengan mindful. Saat menjalani kehidupan rumah tangga, murni berisi syukur dan sabar. Syukur atas apa yang disenangi dan sabar atas apa yang tidak sesuai ekspektasi. Cinta adalah kata kerja, bukan sebatas rasa. Cinta adalah usaha untuk saling membentuk harmoni. Baik suami maupun istri, memiliki latar serta kebiasaan kel...

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Derasnya arus informasi dan masifnya pengguna media sosial membuat antar individu dapat melihat maupun menampakkan kehidupan pribadinya. Dari teman hingga selebgram.  Dari rumah impian hingga destinasi liburan.  Dari menu makanan hingga tren pakaian.  Dari prestasi hingga pekerjaan.  Secara sadar mudah saja kita mengelak.  "Tidak berpengaruh pada kehidupanku kok." Ya.. mungkin betul, mungkin juga tidak.  Sisi positifnya tentu ada, let's say .. inspirasi, ragam info terkini, senang karena dapat tetap  keep up dengan teman lama, bertemu circle baru, etc..  Namun ada sisi lain, secara tidak sadar, walaupun sedikit.  Mungkin terbesit pikiran membandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan sendiri.  Sayangnya, tak banyak yang mau mengakui dan jujur pada diri sendiri.  Hingga celakanya, hal tersebut membuat diri tidak bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki.  Hal manusiawi.. Untuk memiliki lebih banyak keinginan dibandingkan m...

Live for the Moment

Cinta menjadi lebih sederhana setelah Tsabit dan Qiya lahir.  Sesederhana beradu mata dengan mereka saat sedang bermain di rumah.  Sesederhana mendengarkan cerita mereka dan saling tanya-jawab saat sedang makan bersama di rumah.  Sesederhana mengejar mereka yang tidak mau dipakaikan baju.  Sesederhana membujuk mereka untuk mandi dan juga membujuk mereka untuk berhenti mandi.  Sesederhana mencium aroma tubuh mereka di pagi, siang, dan malam hari.  Sesederhana pelukan di pagi hari dan malam hari.  Sesederhana mengusap lukanya saat mereka terjatuh.  Sesederhana mendekap saat mereka merasa tidak nyaman.  Sesederhana rasa yang tidak bisa diucapkan lewat kata.  Every moment matters.  Hiduplah berkesadaran, live in the moment.  Allah.. Terima kasih telah menjawab do'a-do'aku 💖

Puzzle Mendidik Anak

Berdasarkan pengamatanku, sependek pengetahuanku, dan ikhtiar yang sedang aku usahakan (bi idznillah), dalam menumbuhkan seorang anak, ada 3 puzzle yang tidak boleh hilang salah satu bagiannya saja: 1. Bonding (kelekatan) yang kuat dan teladan yang baik dari orangtua yang matang emosinya 2. Lingkungan (pertemanan dan pendidikan) yang membentuk karakter baiknya 3. Guru hebat yang tulus membinanya di sepanjang hidupnya Katalisatornya: do'a tulus orangtua yang tak pernah putus Allah, mudahkan kami, laa haula walaa quwwata illa billah.  Sungguh tiada daya dan kekuatan tanpa pertolongan-Mu ya Allah. 

Do'a untuk Anak-Anakku

Setelah menjadi orangtua, baru merasakan, di setiap detik, di setiap waktu, selalu ada do'a dan harapan untuk anak-anak.  Di saat hujan turun, saat di perjalanan, saat setelah sholat, selalu terbersit untuk memanjatkan do'a untuk permata hatiku.  Kali ini, di hujan sore ini, tak ingin hanya kuucapkan dalam hati, maka kupanjatkan do'a ini Ya Allah..  Ya Allah, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Wahai Allah Sang Penggenggam Jiwa,  Jadikanlah anak-anakku Tsabit dan Atqiya, (serta anak cucu dan keturunanku yang mungkin belum hadir) menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah, anak yang cerdas, mudah menerima ilmu yang bermanfaat dan mudah menyerap hikmah akan ilmu & kebesaran-Mu sehingga bijaksana jiwanya, teduh perangainya, dan kokoh imannya.  Ya Allah, Yang Maha Cerdas, Maha Bijaksana,  Jagalah setiap langkah anak-anakku agar senantiasa dalam keridhoan-Mu dan ketaatan kepada-Mu, dikelilingi hamba-hamba-Mu yang sholih, bertemu dan mendapat bimbingan guru-...

Merenungi Perjalanan

Allah anugerahkan perasaan, akal, dan berbagai indra agar manusia dapat merasakan, merenungkan, dan memikirkan akan setiap kejadian, akan kebesaran Allah, atas kesempurnaan penciptaan, atas keteraturan benda sekecil atom hingga sebesar galaksi. Setiap apa yang kita lihat, dengar, dan temukan, telah digariskan, tak ada yang kebetulan. Nothing in life happens by chance. Every single incident, every single moment, every single word or look someone gives to you, it all happens for one single purpose; to remind you to Allah subhana wa ta'ala. Rest, read, and listen, What is Allah trying to tell you? Bertanya pada hati tidak bisa dalam kegusaran, dalam kemarahan, atau dalam keramaian. Menepilah sejenak untuk merenungkan. Apa yang Allah ingin aku ketahui? apa yang Allah ingin aku pelajari? Apa yang Allah ingin aku lakukan? Menjalani kehidupan bumi dengan hati yang tertaut pada langit.