Menang Melawan Diri Sendiri
Sore itu, anakku menangis dan tantrum tanpa sebab menjelang waktu tidur.
Awalnya diriku sabar dan tenang.
Begitu teriakkan dan tangisnya sudah berlangsung di atas 20 menit, kesabaranku sudah hampir habis.
Meski begitu, tetap kuusap-usap anak manisku, kupijit-pijit kakinya, ia masih juga berontak, kupeluk lagi, kuusap lagi punggungnya.
Tangis dan tantrum tetap berlangsung lama. Kesal dan marah bergumul di dadaku dan sudah hampir termuntahkan dari kerongkongan.
Teringat teori conscious parenting yang sudah genap kupelajari.
Kutarik napas dalam, kuambil Al-Ma'tsurot dan kubaca sambil mengusap rambutnya.
Tangisnya masih ada namun berjeda, tidak terus-menerus, lama-kelamaan mereda.
10 menit tak terasa berlalu, Al-Ma'tsurot sudah habis kubaca, kami berpelukan, kuusap-usap kepalanya dan kupijit-pijit kakinya.
Tangisnya mereda, hampir 1 jam kami melalui proses tersebut.
Aku lega, marahku tidak berubah menjadi bentakkan yg mungkin akan membuat luka di hatinya, kesalku tidak berubah menjadi cubit.
Marahku berubah menjadi rasa puas karena berhasil aku taklukkan.
Harus kusadari, anakku baru 3 tahun mengenal dunia, aku sudah 30 tahun, akulah yang harus menunjukkan cara meregulasi emosi.
Esok hari kita belajar sama-sama ya, Nak!
3 Februari 2025
Komentar
Posting Komentar