Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Istimror

Istimror = berulang-ulang = kontinyu = konsisten Islam mengajarkan kita untuk istimror, yakni melakukan amalan secara terus-menerus, berulang-ulang, menjaga konsistensi dalam beramal.  Seringkali kita terlalu bersemangat sehingga kita melakukan sebuah amalan besar namun hanya pada titik semangat itu saja. Sedangkan Allah sangat mencintai perbuatan yang istimror (kontinyu) meskipun sedikit (Muttafaqun alaih). Istimror memang sulit karena sifat manusia yang mudah bosan dan semangatnya yang turun naik. Istimror membutuhkan ketekunan untuk terus melakukannya. Maka dalam banyak hal, keberhasilan dan kegagalan ditentukan oleh sifat istimror dibanding faktor lainnya. Istimror dalam bahasa syari’at adalah istiqomah. Istiqomah adalah keteguhan prinsip mempertahankan amalan di waktu lapang maupun di waktu sempit. Istiqomah juga merupakan jalan menuju husnul khotimah. Disamping memang disyari’atkan, istimror memiliki hikmah yang dalam dilihat dari berbagai aspek. ...

Teman Imaji Selesai

Gambar
(Bukan resensi) Teman Imaji, buku yang ku pesan ketika kebetulan aku sedang blogwalking di tumblr-nya kak Uti (sok kenal hehe). Tertulis pre- order tanggal 2-8 November. Saat itu pas sekali sedang tanggal 8, hari terakhir. Jodoh . Aku memutuskan untuk order buku ini setelah aku scrolling tumblr kak Uti yang isinya kutipan cerita Teman Imaji yang menurut aku manis dan unik. Dan memang sebelumnya aku pernah liat mas Gun dan beberapa penulis lainnya meng- endorse buku ini. Singkat cerita sampailah buku ini pada hari Senin, sedangkan Rabu-nya aku UAB. Tapi buku ini seakan memanggil-manggil minta dibaca. Jadilah ku baca buku ini saat  break time ketika belajar persiapan UAB. Kalau baca buku ini harus bisa berenang kalau nggak nanti bisa tenggelam. Terbukti, buku ini memang menghanyutkan sekaligus menyenangkan. Aneh, aku malah jadi semangat UAB karena pembangkit listrik tenaga cinta dari Kica. Aku merasa Kica, tokoh utama buku ini, seperti nyata. Setelah kenal Kica dari b...

Amanah adalah Sebaik-baik Penjagaan

Mengemban amanah memanglah berat Karena berat itulah kita menjaganya dengan sangat hati-hati Hati-hati dalam berucap, bertindak, dan berperilaku Ketika diberikan amanah, kita akan berusaha untuk menjaga diri Agar kita dapat menjadi teladan yang baik Seminimal-minimalnya agar orang lain tidak melakukan hal buruk karena mencontoh kita Ketika diberikan amanah, kita akan belajar bertanggung jawab Bertanggung jawab kepada pemberi amanah serta kepada diri sendiri Amanah menjaga diri kita dari perbuatan tidak baik Karenanya amanah adalah sebaik-baik penjagaan Sedang hidup ini pun amanah dari Allah Allah langsung yang akan meminta pertanggungjawabannya Maka sungguh-sungguhlah dalam menunaikan amanah Allah

Perisai itu Bernama Do'a

Kau kira hidupmu lapang karena usahamu semata Kau kira kau dapat memecahkan masalah-masalah sulit karena kemampuanmu semata Kau kira kau selamat dari sesuatu yang hampir mencelakakanmu karena apa Kau kira keberhasilan dan pencapaianmu karena apa Adalah do’a ibu Kau diberi kemudahan hidup lantaran do’a ibu yang mengiringi langkahmu Kau diberikan kebahagiaan karena do’a ibu yang dipanjatkannya kepada Allah untukmu Kau diberikan penjagaan luar biasa tersebab do’a ibu yang dipintakannya kepada Allah untukmu Do’a ibu adalah perisai Do’anya menembus ruang dan waktu Do’anya menembus jarak dan batas Berbuat baiklah kepadanya, karena ridho Allah terletak pada ridhonya Selalu sayangi dan do’akan ibu juga ayahmu Alhamdulillah, I love you ummi, abi