Teman Imaji Selesai

(Bukan resensi)

Teman Imaji, buku yang ku pesan ketika kebetulan aku sedang blogwalking di tumblr-nya kak Uti (sok kenal hehe). Tertulis pre-order tanggal 2-8 November. Saat itu pas sekali sedang tanggal 8, hari terakhir. Jodoh. Aku memutuskan untuk order buku ini setelah aku scrolling tumblr kak Uti yang isinya kutipan cerita Teman Imaji yang menurut aku manis dan unik. Dan memang sebelumnya aku pernah liat mas Gun dan beberapa penulis lainnya meng-endorse buku ini.

Singkat cerita sampailah buku ini pada hari Senin, sedangkan Rabu-nya aku UAB. Tapi buku ini seakan memanggil-manggil minta dibaca. Jadilah ku baca buku ini saat break time ketika belajar persiapan UAB. Kalau baca buku ini harus bisa berenang kalau nggak nanti bisa tenggelam. Terbukti, buku ini memang menghanyutkan sekaligus menyenangkan. Aneh, aku malah jadi semangat UAB karena pembangkit listrik tenaga cinta dari Kica.

Aku merasa Kica, tokoh utama buku ini, seperti nyata. Setelah kenal Kica dari buku ini aku ngerasa nggak sendiri. Makasih Kica.
Dear Kica, aku juga suka sama hal-hal yang kamu suka tapi ternyata kamu lebih-lebih dari aku: suka menulis melebihi aku, polos melebihi aku, suka hujan melebihi aku, suka kunang-kunang melebihi aku, suka bintang-bintang melebihi aku, suka berimajinasi melebihi aku, suka bercerita melebihi aku, sering mimisan melebihi aku, punya impian mendaki gunung--meskipun hanya sekali, yang sudah kamu wujudkan duluan melebihi aku dan yang lain-lainnya lagi, tapi yang paling utama, kamu anehnya melebihi aku. Kalau Kica beneran ada di dunia nyata, rasanya ingin bilang, mari berteman!

Pelajaran yang bisa diambil dari buku ini banyak. Semua tokohnya bijaksana dengan karakternya masing-masing, Banyu, Rinyai, Rasya, Adit, Bubu. Bahkan nggak ada tokoh antagonis dalam buku ini. Seru banget. Dan yang paling berkesan, cerita ini menyelipkan kutipan ayat-ayat Al-Qur'an.

Inti dari buku ini adalah pelajaran tentang kesyukuran, keikhlasan, kejujuran, kebenaran, dan kebahagiaan.
Dan satu lagi, tak perlu jadi besar untuk jadi hebat, kecil tak apa asal bermanfaat. 

Mungkin banyak buku yang bagus, tapi menurutku ini buku paling klik yang pernah ku baca. Alur ceritanya ringan tapi makna dan pesannya sampai. Hmm meskipun ada sedikit pernyataan yang aku kurang setuju. Tapi lebih banyak setujunya.

Pesan buat Kica: Kica jangan terus-terusan minum es teh manis, aku cuma takut kamu kena diabetes, hehe.

Salam anak kota hujan! (Aku pernah 6 tahun tinggal di kota hujan juga lho, Ca)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Merenungi Perjalanan