Keluar dari Belenggu Membandingkan
Derasnya arus informasi dan masifnya pengguna media sosial membuat antar individu dapat melihat maupun menampakkan kehidupan pribadinya.
Dari teman hingga selebgram.
Dari rumah impian hingga destinasi liburan.
Dari menu makanan hingga tren pakaian.
Dari prestasi hingga pekerjaan.
Secara sadar mudah saja kita mengelak.
"Tidak berpengaruh pada kehidupanku kok."
Ya.. mungkin betul, mungkin juga tidak.
Sisi positifnya tentu ada, let's say.. inspirasi, ragam info terkini, senang karena dapat tetap keep up dengan teman lama, bertemu circle baru, etc..
Namun ada sisi lain, secara tidak sadar, walaupun sedikit.
Mungkin terbesit pikiran membandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan sendiri.
Sayangnya, tak banyak yang mau mengakui dan jujur pada diri sendiri.
Hingga celakanya, hal tersebut membuat diri tidak bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki.
Hal manusiawi..
Untuk memiliki lebih banyak keinginan dibandingkan menghargai apa yang sudah didapatkan.
Untuk merasa kurang, dan tidak pernah puas.
Namun dapatkah kita mengendalikan sifat tersebut?
Ternyata bisa..
Dengan cara mengenali diri kita,
Mengenali kebutuhan kita,
Merefleksikan tujuan hidup kita,
Mengokohkan landasan hidup kita,
Menyusun nilai-nilai hidup kita.
Serta sejenak membiarkan diri kita rehat dari daring.
Hidup di dunia nyata,
Melihat apa yang sudah kita miliki,
Mensyukuri apa yang sudah kita punyai,
Memperkaya diri dengan hal yang lebih substantial,
Berfokus pada hal yang lebih essential.
Sesekali, mungkin kita tidak dapat memiliki apa yang kita inginkan.
Namun, kita bisa belajar memutuskan untuk tidak menginginkan hal itu.
Di tahun 2024, aku belajar...
Belajar mengenali lagi diriku sendiri,
Belajar mengenali lebih dan kurangku,
Belajar menetapkan tujuan dan peganganku,
Belajar peka terhadap lingkunganku.
Di tahun 2024, aku belajar...
Belajar untuk berkompetisi dengan diri sendiri di masa lalu.
Belajar memenangkan pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.
Dan bukan berlomba dengan pencapaian orang lain.
Perubahan mindset itu mungkin tidak tampak.
Namun yang tidak tampak bukan berarti tidak ada.
Semoga kita dapat menyikapi era digitalisasi dengan lebih bijak dan mindful.
Komentar
Posting Komentar