Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Sempurnanya Hidup Kita

Setiap kita telah ditakdirkan dengan jalan hidup yang sempurna. Sempurna berarti yang sebaik-baiknya, sesuai dengan kadarnya. Lintasan waktu yang telah terukir oleh masing-masing kita adalah skenario terbaik yang pernah tercipta. Maka pantaskah kita khawatir akan hari esok, padahal penulis skenario hidup kita adalah Allah yang Maha Sempurna. Sempurnalah hidup kita dikala pernah berlelah-lelah berjuang. Sempurnalah hidup kita dikala pernah merasakan kegagalan. Sempurnalah hidup kita dikala pernah merasakan sukar dan sulit. Begitulah dunia, Karena kelak di syurga tidak akan ada lagi kesedihan. Tidak akan ada lagi kesulitan. Dan lengkaplah hidup kita dikala pernah merasakan perpisahan. Begitulah dunia, Karena kelak di syurga, keimanan akan mempersatukan orang-orang yang ketika di dunia terpisah oleh jarak, waktu, dan keadaan.

Tentang Berkah

Ustadz Salim menyampaikan dalam taujihnya bahwa hendaknya tujuan yang utama dari semua kehidupan kita adalah keberkahan Allah. Beliau memisalkan, kebanyakan orang menikah karena ingin bahagia. Tidak salah, namun yang utama, menikah adalah untuk meraih berkah. Sebab jika Allah sudah berikan keberkahan, maka keberkahan yang memimpin dan bahagia yang akan menjadi makmum. Apabila berkah sudah diraih maka bahagia akan mengikuti. Dan sebab, bahagia bukanlah keadaan yang selamanya senang.  Ada kalanya sedih, susah, sulit, namun tetap menikmati dan bersyukur. Dan sebab, bahagia bukanlah limpahan materi melainkan rezeki yang berkah. Kata ustadz Salim kembali, sakinah dinilai dengan empat ukuran, yang pertama adalah terjaganya hati dan diri kita dari kemaksiatan. Sebagaimana dengan shalat, suatu kali fulan bertanya pada Imam Al-Ghazali,  "Bagaimanakah cara menilai sholat itu khusyu’ atau tidak?" " Lihatlah orang tersebut dari salam ke takbir" &qu

Kisah Tongkol

Suatu sore, aku teringat bahwa aku belum makan siang, akhirnya aku putuskan membeli kebab karena memang lagi ngidam banget. Menjelang maghrib aku membeli nasi bungkus di **** minang. Biasanya aku membeli sambal goreng kentang-ati-ampela, menu favoritku kalau di masakan padang.  Namun, dalam pikiranku saat itu terngiang-ngiang perkataan dr. Rodiani, Sp. OG ketika kuliah tadi pagi. “Kalian ya dek, walaupun anak kosan jangan sampe gara-gara ngirit makannya jadi mie terus. Aduuh kalau kalian tau ya efek mie itu, banyak dek organ yang nantinya dirusak... Nggak sekarang tapi nanti beberapa tahun lagi” “Saran saya ya kalian paling enggak makan tuh ya ikan, nggak perlu ikan mahal, ikan teri boleh, ikan apapun boleh deh. Ikan itu bagus banget gizinya. Proteinnya tinggi, bagus untuk otak kalian, untuk daya tahan tubuh kalian. Pokoknya ingetlah ya makan ikan aja.” Aku pun akhirnya memesan ikan. Ikan tongkol lebih tepatnya. Sesampainya di rumah aku segera  makan. Setelah itu,

3/3

Gambar
Bismillah Syukur Alhamdulillah. Rencana Allah selalu lebih indah dibandingkan rencana kita. Ku rencanakan untuk sidang kompre skripsi sebelum tanggal 12 Januari (ulang tahun ummi). Alhamdulillah Allah izinkan tanggal 8 Januari, setelah pembimbingku acc 7 Januari di sore harinya, mendadak memang, tetapi kesempatan tidak datang dua kali. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Terima kasih Ummi, Abi, Ihsan, Salma, serta teman-teman semua atas dukungan dan do'anya yang tulus. Tanpa kalian semua aku bukan apa-apa. (1/3) Seminar Proposal 27 Agustus 2015 (2/3) Seminar Hasil 14 Desember 2015 (3/3) Ujian Kompre 8 Januari 2016 Hidup ini jika dijalani hanya untuk melewati fase demi fase, ya pasti (mungkin) akan terlewati saja. Lahir-anak-anak-sekolah-dewasa-menikah-punya anak-menjadi orang tua-menua-wafat Lalu kalau sudah selesai mau apa? Jika tujuan hidup hanya untuk melewati fase demi fase maka apalah yang didapat? Hari-hari yang dilewati hanya

Belum Selesai

Ujian demi ujian terlewati Namun masih ada ujian-ujian lain yang menanti faidza faroghta fanshob,  wa ila robbika farghob apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain  dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah: 7-8) Dan begitulah kehidupan Tak kan mengizinkan kita untuk selesai sebelum berakhirnya waktu kita di dunia Kewajiban yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia Kuatkan! Hidup terlalu berharga kalau hanya untuk mencari ridha manusia, pun terlalu pendek kalau hanya untuk menyenangkan diri kita. Cukup Allah saja (Ust. Salim A. Fillah)