Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Teman Perjalanan

Setiap hendak melakukan perjalanan jauh sendiri (Jakarta-Lampung atau Lampung-Jakarta), saya selalu berdo’a. "Ya Allah, semoga orang yang duduk di sebelah saya orang baik, Aamiin" Kalau sedang naik pesawat sebenarnya tidak begitu masalah, karena Lampung-Jakarta hanya berdurasi 30 menit. Nah, kalau naik damri yang notabene 8 jam, seseorang di sebelah amat menentukan. Alhamdulillah, selama ini Allah selalu memberikan saya penjagaan dengan menempatkan orang-orang baik di sebelah saya. Terima kasih ya Allah. Dari kesemuanya, saya paling sering bersebelahan dengan ibu-ibu. Ibu-ibu yang hobi bercerita lebih spesifiknya. Jadi, sepanjang perjalanan, saya menghadapkan wajah saya ke si ibu demi menjadi pendengar dan sesekali dimintai pendapatnya. Senang sih, karena dengan hanya bermodalkan mendengar beberapa jam saja, saya bisa mengetahui kisah si ibu selama hidupnya, sekaligus menyimpulkan hikmah-hikmah kehidupan yang tersirat dalam cerita. Karena di awal

Berproses

Saya sedikit banyak bersyukur dengan pressure yang diberikan pendidikan dokter ini. Saya dulunya memiliki ambang stress yang rendah. Masalah sepele dapat membuat stress, hal yang tidak sesuai sedikit stress, target tidak tercapai stress. Saat itu, sangat mudah terstimulasi untuk stress. Namun saat ini, karena banyak ditempa dan sering diuji dengan masalah-masalah complicated , lama-kelamaan ambang stress saya mulai meninggi. Sebanyak apapun tugasnya, tuntutannya, masalahnya, Alhamdulillah sudah bisa tenang dan kalem menghadapinya.  Sudah mulai sabar mengurainya satu per satu lalu menyelesaikannya. Selalu ada Allah tempat bersandar, menggantungkan harapan, dan meminta pertolongan, mengapa harus stress? Dan pelajaran itu Allah berikan di setiap fase kehidupan, perlahan-lahan. Allah ajarkan menaiki tangga itu sedikit demi sedikit. Terima kasih ya Allah atas kasih sayang dan pengajaran-Mu. Memang, semua hal di kehidupan ini butuh proses. Di dunia ini tidak ada