Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Big No for Harsh Word

Sebenarnya, saya paling tidak nyaman mendengar perkataan kasar atau kotor. Jika menurut keselamatan kerja definisi polusi suara adalah kebisingan di atas 85 desibel selama 8 jam, Bagi saya, polusi suara adalah ucapan kasar atau kata-kata kotor. Janganlah dulu membahas hadits nabi, secara pendengaran saja tidak enak di dengar, bener ngga sih? Kadang saya berpikir, orang-orang yang berkata kotor itu apakah hatinya nyaman saat mengatakannya? Apakah karena lingkungannya begitu keras? Apakah merasa keren? Apakah agar dapat diterima dalam pergaulan? Apakah kekinian? Ah semoga saja karena belum paham. “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berbicara yang baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah) Rasulullah Saw bersabda,  “ Amal yang paling dicintai Allah adalah menjaga lisan.” (HR. Al-Baihaqi) Rasulullah Saw bersabda ,“Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia sanggup memelihara lisannya.” (HR. Ath-Thabr

Teman Duduk Terbaik

Ada hal yang tidak tergantikan oleh zaman meskipun saat ini saya bisa saja dengan mudah mendapatkannya melalui gadget. Hal itu adalah buku-buku dalam wujud fisiknya, buku-buku yang tersusun dari kertas dengan tinta sebagai tulisannya. Pepatah arab mengatakan, khairul jaliisi al kitaab , sebaik-baik teman duduk adalah buku. Buku adalah teman duduk terbaik; menatapnya, menggenggamnya, membolak-balik halamannya, dan menghabiskan waktu dengannya merupakan hal yang menyenangkan dan tidak merugikan. Misalnya saja, terasa amat berbeda, mencari sumber belajar dari internet dan dari textbook. Bagi saya, jelas ilmu akan teringat lebih kuat apabila membaca textbook dibandingkan browsing di internet; pengalaman saat mencari halamannya, mencari paragrafnya, menggaris bawahi bagian penting, sampai merangkumnya di buku catatan. Pun buku pencerah jiwa, buku fiksi, maupun non-fiksi, kurang ergonomis jika dalam bentuk pdf atau soft copy, hehe, menggenggamnya dalam wujud buku ada

Sebuah Tulisan dari Manusia Biasa

Entah kenapa, saya adalah tipe orang yang terlalu memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Praduga saya terhadap pikiran atau sikap orang lain terkadang membuat saya menjadi penuh prasangka, khawatir, dan kerepotan sendiri. Padahal kebanyakan prasangka itu dosa. Selain dosa, juga merugikan diri sendiri serta waktu yang seharusnya dipergunakan untuk mengerjakan hal lain yang lebih bermanfaat. Sebagaimana saya hanyalah hamba yang lemah, terkadang diri saya memiliki masalah tersebut. Super ego saya seringkali bersaing dengan ego di dalam hati saya. (*super ego: nilai-nilai yang tertanam, *ego: dorongan realita) Setelah dua kejadian yang sama di angkatan saya, ego saya sebagai kaum perempuan, turut merasakan perasaan yang terluka, mungkin siapapun tidak akan merasakannya sampai mengalaminya.  Namun, sebagai teman perempuan, saya dapat membayangkan apabila ada di posisi mereka.     Di luar sana, akan selalu ada yang lebih baik, dan jauh lebih b

Kembali, Perbaiki, dan Menangkan

Pada dasarnya, musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri; diri yang malas, penuh keluh-kesah, lemah, dan tidak bersemangat. Pada hal-hal demikian, jangan mau dikalahkan, maka, menangkan! Apabila ada sinyal-sinyal turunnya semangat dalam diri kita, mungkin Allah sedang menegur kita, mencabut nikmat kita. Maka, kembalilah! Ingatlah, bahwa Allah selalu ada. Manusia seringkali tak mampu memberikan kesempatan kedua setelah dikecewakan. Tetapi Allah, selalu ada untuk hamba-Nya yang ingin kembali. Rabbii.. Astaghfiruka wa atubu ilaik.. Maka Allah seolah-olah memeluk kita, menjadi tempat bersandar dari pecahnya tangis kita. Luruskan niat dan perbaiki kekhusyu'an sholat; langkah pertama memperbaiki hidup kita. #notetomyself