Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Tentang Takdir (2)

Lanjutan  Tentang Takdir (1) Jika Allah telah menetapkan takdir kita sebagai ahli surga atau ahli neraka. Maka untuk apa kita diciptakan? Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia.  Allah Ta’ala berfirman,  “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115). Allah Ta’ala berfirman,   “Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12). Allah menceritakan penciptaan langit dan bumi agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah T...

Tentang Takdir (1)

Berawal dari pertanyaan beberapa orang tentang ketetapan Allah dalam sebuah hadits. Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, – dan beliau adalah orang yang jujur dan dibenarkan – “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 hal: rezeki, ajal, amal dan celaka/bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Illah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara...

Cerita Hari Ini

Subhanallah hari ini 12 jam yang melelahkan tapi bermakna, berangkat setengah delapan pagi dan pulang setengah delapan malam. Pagi hari diawali dengan kuliah 07.30-10.20  Kuliah di rumah sakit. 10.20-11.30  Csl di kampus 11.30-12.30  Takziah Siang ini kami mendapat kabar duka. Kakak kelas kami yang akan diangkat sumpah dokter dua pekan lagi, hari ini wafat karena kecelakaan. Allahummaghfirlahu. Kami pun takziah ke rumah beliau. Teringat pesan Ust. Yusuf Mansur yang disampaikan oleh kakak kelas saya,  “ente jadi dokter sama ente mati, mana yang lebih pasti. Jadi dokter ente belum tentu, tapi mati itu pasti. Kalau untuk sesuatu yang nggak pasti aja ente bersungguh-sungguh, bagaimana dengan yang pasti.” 13.00-16.00  Pleno di rumah sakit 16.30-17.50  Melingkar dengan adik-adik Rupanya benar kata temanku. Cara men-charge semangat salah satunya adalah dengan berkumpul dan berbagi dengan adik-adik. Dari sanalah muncul ide, gagasan, harapa...

Tentang Ilmu

Diawali dari perbincangan dengan Hani soal melanjutkan studi keluar negri. Dan mulailah googling juga mencari inspirasi, sampailah blogwalking ke blognya kak dewina.  https://dewinaisyah.wordpress.com/2015/09/05/mereguk-nikmatnya-ilmu-merajut-cita-seiring-waktu/ Setelah membaca tulisan tersebut, saya merasa butiran debu sekali. Saya yang berkeinginan untuk melanjutkan studi ke luar negri hanya agar dapat menambah pengalaman hidup, rupanya memang belum lurus niat saya ini. Ya, semoga masih ada kesempatan untuk meluruskan niat ini. Agar tak hanya pengalaman tapi berkah yang dituai. Menimba ilmu itu bukan hanya sekedar kewajiban, atau kebiasaan manusia hidup untuk menikmati jenjang pendidikan. Menuntut ilmu bukanlah melalui bertahun-tahun belajar hanya demi selembar ijazah, posisi jabatan, atau penentu besarnya penghasilan. Bagi saya, menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan), unt...

Disitu Saya Merasa Sedih

Suka sedih kalau ternyata yang memprotes kegiatan-kegiatan Islam adalah orang Islam sendiri. Sedih kalau yang mentertawakan syariat Islam ternyata orang Islam sendiri. Sedih banget. Sedih, bahkan dengan lancar mereka berkata iya dalam Islam kan emang nggak boleh bla bla bla, dosa. Tapi dengan terang-terangan mereka melakukan hal tersebut. Seolah yang barusan dikatakan hanyalah candaan. Karena kebanyakan orang Islam bahkan sudah tahu mana yang harus dilakukan, mana yang harus ditinggalkan. Mana yang perintah, mana yang larangan. Tapi hanya sebatas tahu, tidak diaplikasikan dalam tindakan. Sedih kalau ternyata yang meledek teman yang baru berhijrah menjadi lebih baik adalah orang Islam sendiri. Dan.. lebih sedih lagi ketika diri ini ingin sedikit menegur atau menasihati tapi ternyata tak sampai di bibir hanya di hati.