Tentang Ilmu
Diawali dari perbincangan dengan Hani soal melanjutkan studi
keluar negri. Dan mulailah googling juga mencari inspirasi, sampailah blogwalking
ke blognya kak dewina.
Setelah membaca tulisan tersebut, saya merasa butiran debu sekali. Saya yang berkeinginan untuk
melanjutkan studi ke luar negri hanya agar dapat menambah pengalaman hidup, rupanya
memang belum lurus niat saya ini.
Ya, semoga masih ada kesempatan untuk meluruskan niat ini. Agar tak
hanya pengalaman tapi berkah yang dituai.
Menimba ilmu itu bukan hanya sekedar kewajiban, atau
kebiasaan manusia hidup untuk menikmati jenjang pendidikan. Menuntut ilmu
bukanlah melalui bertahun-tahun belajar hanya demi selembar ijazah, posisi
jabatan, atau penentu besarnya penghasilan. Bagi saya, menuntut ilmu adalah
ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari
badan. Ilmu adalah wasilah (jalan), untuk dapat membaktikan diri agar bisa
lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu, untuk lebih banyak menebar kebaikan
dan membangun perbaikan pada sekitar (Kak Dewina).
Imam Ahmad Bin Hambal berkata:
Manusia sangat berhajat pada ilmu lebih daripada hajat mereka pada makanan dan minuman
Manusia sangat berhajat pada ilmu lebih daripada hajat mereka pada makanan dan minuman
Firman Allah SWT dalam Alquran:
Yarfa’illaahulladziina aamanuu minkum walladziina uutul ‘ilma
darojaat (Q.S Al Mujadalah: 11)
Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa
derajat
Abdullah bin al-Mubarak mengatakan bahwa:
Belajar atau mencari ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
Barangsiapa
yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong. Barangsiapa
yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu. Barangsiapa
yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu
apa-apa.
Senada dengan nasihat dr. Bobby, Sp.BP-RE pada kuliah hari ini:
Orang yang ilmunya masih sedikit akan sombong. Akan merasa
dirinya paling benar dan suka menyalahkan pendapat orang lain. Semakin dalam
ilmu seseorang maka semakin ia merasa tidak tahu apa-apa, tidak akan mudah menyalahkan
orang lain.
Sungguh ilmu Allah sangat luas sekali. Sehingga meskipun
kita telah belajar seumur hidup sebenarnya kita baru belajar sedikit.
Rasanya malu sekali jika dalam waktu 24 jam lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk berleha-leha dibandingkan mencari ilmu.
Katakanlah (wahai Muhammad), “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (Q.S Al Kahfi: 109)
Rabbii zidnii ‘ilman warzuqni fahman
Ya Allah ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku dan berilah
aku rezeki kefahamanAamiin
Komentar
Posting Komentar