Tentang Takdir (2)

Lanjutan Tentang Takdir (1)

Jika Allah telah menetapkan takdir kita sebagai ahli surga atau ahli neraka. Maka untuk apa kita diciptakan?

Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia. 

Allah Ta’ala berfirman,
 “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).

Allah Ta’ala berfirman,
 “Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).

Allah menceritakan penciptaan langit dan bumi agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Allah Ta’ala berfirman
 “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah/beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.
Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Tidaklah ilmu dicari dan dipelajari kecuali untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.

Tujuan diciptakan manusia termaktub amat jelas yakni untuk beribadah. Allah pun telah memberikan pedoman hidup yang sempurna yakni Al-Qur’an dan Sunnah. Didalamnya berisi tuntunan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Tinggal kita yang memilih ingin melalui jalan yang mana.

Hakikat hidup kita sebenarnya hanya satu, yakni mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah. Setiap perbuatan, tindakan, dan ibadah kita hanyalah untuk satu tujuan: ridho Allah. Bahkan Allah memasukkan kita ke dalam surgaNya bukan lantaran karena amalan kita, melainkan karena rahmat kasih sayang dan ridho-Nya.

Takdir adalah rahasia Allah. Yang sudah jelas adalah kita diperintahkan untuk beribadah dan beramal sholih untuk mendapatkan ridho-Nya.

Nabi salallahu 'alaihi wa sallam: “Tidaklah satu jiwa yang telah ditiupkan ruh ke dalamya, melainkan Allah telah menetapkan kedudukannya, di surgakah atau di neraka. Jika tidak maka Allah telah menetapkan apakah ia bahagia atau celaka.”

Seorang laki-laki kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, jika demikian tidakkah kita menanti saja ketentuan kita dan meninggalkan amalan?.”

Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Beramalah kalian, karena setiap orang akan diberi kemudahan menuju kepada apa yang telah ditetapkan (Allah) untuknya. Orang yang ditentukan menjadi orang yang bahagia (penghuni surga), ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang yang berbahagia, sedang orang yang ditetapkan sebagai manusia sengsara(penghuni neraka), ia akan digampangkan untuk mengerjakan amalan orang-orang yang sengsara”


Kemudian Rasulullah membacakan Qur’an surat Al-lail 5-10
5. Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa
6. dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)
7. maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)
8. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)
9. serta mendustakan (pahala) yang terbaik
10. maka akan Kami akan mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)

Sahabat, takdir adalah rahasia Allah. Kita tidak tahu Allah menakdirkan kita masuk surga atau neraka. Tetapi yang sudah jelas dan kita tahu adalah bahwa kita diperintahkan untuk beribadah. Beramalah dengan amal sholih, maka Allah akan memudahkan kita menuju surga. 
Berprasangka baiklah kepada Allah karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. 

Seseorang masuk surga bukan lantaran karena amalannya, melainkan karena rahmat dan kasih sayang Allah. Dan sesungguhnya rahmat dan kasih sayang Allah mendahului murkaNya.


Tentang takdir hidup kita dan segala apa yang memang kita tidak mengetahuinya, bukan tidak ada penjelasannya, akan tetapi karena keterbatasan akal manusia terhadap ilmu Allah yang Maha Tinggi. Sehingga terhadap apa yang ghaib cukuplah bagi kita untuk mengimaninya.

Jadi mari beramal sholihlah dengan niat untuk mendapat rahmat dan ridho Allah dan teruslah berdo’a agar diberikan akhir yang baik, karena dengan begitu Allah akan memudahkan kita untuk terus melakukan amalan yang akan akan mengantarkan kita ke surga.

Ya Allah mudahkan kami dalam beribadah dan takdirkan kami berada dalam surga firdaus-Mu aamiin

Sumber:
Syarah Hadits Arba’in karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin 
Muslimah.or.id
www.tafsir.web.id
serta hasil diskusi Truf (Angkatan 3 Al Kahfi), Jazakumullah ahsanal jazaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan