Waktu yang Terus Berlalu
Ramadhan sebentar lagi, haru dan bahagia bergemuruh di dalam
dada.
Menyambut tamu yang agung, bulan yang mulia.
Ya Allah sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan aamiin.
Ramadhan ini adalah ramadhan pertamaku berada di rumah sakit
sebagai co ass.
Yang nasib tentang lebarannya entah bisa pulang atau tidak
belum dapat dipastikan.
Ramadhan mengingatkanku pada masa kecil.
Dimana pada dua minggu terakhir ramadhan seluruh cucu
nenek dan mbah sudah mudik ke rumah nenek. Nggak bisa dibilang mudik sih karena
rumah nenek masih di jakarta timur.
Tapi kebersamaan saat sahur, kegiatan di siang hari, berbuka,
dan tarawih, sampai menjelang hari raya benar-benar melekat di dalam ingatan.
Hihi akhir-akhir ini sering melow mengingat masa-masa kecil
yang amat bahagia dahulu.
Detik demi detik terus bergulir tanpa mengenal kata tunggu.
Aku yang sudah dewasa secara usia ini, masih belum percaya telah
beranjak sejauh ini.
Teman-temanku satu persatu telah lebih dahulu menggenapkan
setengah agamanya.
Hanya menunggu waktu aku pun akan sampai pada masa itu,
insya Allah.
Dan waktu akan terus bergulir tanpa mengenal kata tunggu.
Ummi abi pun masih sering menceritakan masa kecilnya yang bahagia,
masa kecil anak-anaknya yang penuh kenangan.
Sambil bergumam, “nggak terasa ya mba, ummi masih inget..
bla..bla..bla..”
Dan mungkin kelak kan tiba waktuku yang menceritakan masa
kecilku dan menyaksikan masa kecil generasi setelahku.
Dan disanalah peran kita nanti, mencetak generasi-generasi
terbaik.
Generasi qur’ani, generasi rabbani.
Ya Allah anugerahilah kami keturunan yang sholih dan
sholihah aamiin
Dan waktu terus bergulir tanpa mengenal kata tunggu
Maka waktu yang diberikan Allah ini adalah detik-detik yang
paling berharga
Yang tak kan terulang satu detikpun jua.
Semoga kita semua dapat menciptakan sejarah terbaik.
Sehingga tak ada sedikitpun penyesalan di akhir nanti.
Ditulis saat jaga malam
di Ruang Neonatus
31 Mei 2016 Pukul 01.00 WIB
Komentar
Posting Komentar