Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Sepanjang Hidup

Bismillah Saya sempat memiliki persepsi yang keliru ketika lulus sekolah. Ketika target hafalan al-Qur’an dan target kompetensi pelajaran sudah terlampaui saya pikir itu adalah tujuan yang telah tercapai. Karena selama sekolah saya selalu bertekad untuk menyelesaikan daftar target-target dan sudah cukup puas dengan menceklis target yang telah tercapai. Ternyata saya salah besar. Saya menyadari ada kemiripan antara menghafal Qur’an dan belajar. Keduanya merupakan proses seumur hidup. Meskipun ada waktu yang membatasi misal kelulusan, capaian kompetensi, ataupun sudah hafal 30 juz, Sungguh itu bukanlah hasil akhir melainkan permulaan untuk menjadi semakin dekat dan lebih dekat. Dan sungguh itu merupakan awal untuk semakin memahami dan lebih memahami. Menghafal al-Qur’an dan mencari ilmu merupakan salah satu diantara media yang membuat kita semakin membangun kedekatan dengan Allah SWT. Saya mendapat nasihat yang amat baik dari sebuah buku, “Sebenarnya saa

Welcome to Stase THT

Bismillah. Semua coass yang sudah pernah melewati stase THT di RS Ahmad Yani tentu sudah tahu bagaimana rasanya bertemu dengan dokter spesialis THT yang amat ramah, cerdas, humoris dan suka bercerita. Jangan salah, pasien THT banyaaak sekaliii. Ilmu yang diberikan dokter HY, Sp. THT juga banyaak sekalii dan membuat saya menjadi semakin merasa belum tahu apa-apa. Sempat terlintas juga bagaimana kalau saya menjadi dokter spesialis THT saja. Hahaha.. begitulah saya, ketika di stase obgyn, saya sudah bertekad ingin menjadi spesialis obgyn saja, ketika di stase anak juga begitu, ketika di stase saraf pun ingin menjadi spesialis saraf. Selain ilmu yang kami dapatkan di stase ini, setiap hari dokter HY akan bercerita mengenai pengalamannya semasa dahulu yang menginspirasi kami. Dan yang tak pernah absen dari pertemuan kami adalah masing-masing kami akan ditanyai beliau mengenai pasangan alias pacar, yang semakin hari maka pertanyaannya akan semakin mendetail. Pertama

Menjadi Asing

Teringat pesan murabbi suatu hari, “Ada apa ya sebenarnya dengan rumah sakit?” “Beberapa kakak-kakak kalian yang aktivis di lembaga keislaman saat di kampus kok ya sekarang berubah, sedih ya, ada yang mulai meninggalkan liqo karena alasan sibuk, ada yang sudah punya teman spesial, ada yang sudah mulai pakai make up.. Anehnya hal itu memang terjadi dari tahun ke tahun. Ummi harap kalian jangan ya, cobalah kalian lihat nanti, apa sih yang sebenarnya terjadi di rumah sakit” , ujar ummi sedikit tertawa. “Huhuhu.. jadi takut ummi, insya Allah kami tidak akan seperti itu ummi, do’akan kami ya mi” , ujar kami kompak. Secara tidak langsung itulah janji dan tekad kami yang terpatri; untuk tetap istiqomah kapanpun dan dimanapun. Izinkan kami untuk terjaga selalu di jalan-Mu ya Allah. Seingat saya itu adalah percakapan terakhir kami sebelum ‘dimutasi’ ke Metro. Salah satu hari tersedih adalah hari itu. One of the best part of my life adalah berada dalam lingkaran itu, ketika ummi

Hikmah Pendengaran

Di stase saraf, saya banyak menyaksikan pasien stroke dengan penurunan kesadaran. Dokter saya mengajarkan untuk melakukan breaking bad news tidak di depan pasien meskipun pasien tersebut sedang koma. Karena kabar yang buruk dapat membuat keadaannya semakin memburuk. Beliau juga selalu berpesan kepada keluarga pasien yang sedang kritis, “Ibu, pasien ini meskipun tidak sadar tetapi dapat mendengar. Dapat mendengar namun tidak dapat berespon. Jadi alangkah baiknya jika orang-orang tersayang selalu berada di sekitarnya, membisikkan do’a-doa dan semangat agar keadaannya membaik. Itulah mengapa meskipun koma terkadang air mata tetap dapat mengalir dari matanya sebagai respon terhadap pendengarannya” “..Dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (akal fikiran), nemun sedikit sekali kamu yang bersyukur.”(QS. As-Sajadah : 9). “..Sesungguhnya  pendengaran dan penglihatan dan hati semuanya itu akan di minta pertanggung jawabannya.. “ (QS Al-Isro : 36) Dalam