Big Moment in November: UKMPPD

Rencananya ingin menuliskan hal ini nanti, saat pengumuman kelulusan (semoga Allah izinkan untuk lulus, aamiin).
Hanya saja berhubung feel-nya belum hilang, aku coba abadikan saat ini saja, di penghujung November.

Anak FK mana yang tidak deg-degan menghadapi UKMPPD.
Ujian kompetensi nasional yang wajib diikuti oleh mahasiswa program profesi dokter untuk meraih gelar dokter.
Tapi itulah hakikat kehidupan. Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan.

Coass berakhir tepat di penghujung September, lalu officially lulus coass alias Yudisium Coass pada pertengahan Oktober.
Hanya ada waktu 1 bulan untuk belajar intensif persiapan UKMPPD.
Sebagian besar teman-teman memanggil guru les, sebagian kecil tidak.
Aku bersama beberapa temanku termasuk sebagian kecil itu, mahal sebabnya.

Ya meskipun saat coass sudah mulai mencicil mengerjakan soal, namun hanya sedikit-sedikit, belum intens.
Jadilah selama sebulan itu (Oktober-November) full mengejar 5000++ soal (pesan kakak tingkat; sebelum UKMPPD harus sudah pernah membahas 5000 soal)

Siang malam terjaga, mandi pagi-pagi sekali lalu mengerjakan 200 soal sehari, kemudian membahas bersama hingga pukul 00.00 malam bahkan lebih, kemudian tidur sebentar, lalu bangun kembali pukul 03.00 dini hari, begitu seterusnya.
Nomaden, berganti-gantian saling menginap.

Tak pernah ada pikiran lain yang terbesit selain memanjatkan do’a kepada Allah, memohon keridhoan-Nya agar memudahkan, memberkahi, melancarkan, dan menganugerahkan kelulusan kepada kami.

Setiap bangun pagi rasanya ada beban UKMPPD. Setiap melakukan aktivitas apapun yang terpikir adalah UKMPPD. Topik pembicaraan dengan semua orang pun tentang UKMPPD. Hahaha sangat menyita pikiranku.
Namun kemudian aku teringat akan sebuah nasihat. “Jika engkau takut terhadap sesuatu, maka ia akan semakin menakutkanmu. Namun jika engkau hanya takut kepada Allah, maka sesuatu itu akan terlihat kecil bagimu, tidak akan ada yang menakutkanmu”

Aku mulai men-setting pikiranku untuk selalu berpikir positif. Aku bisa insya Allah, aku yakin dengan pertolongan Allah, insya Allah. Karena do’a terbaik adalah do’a yang disertai dengan keyakinan akan dikabulkan.

Maka semakin mendekati hari-H, aku semakin tenang. Terlebih, seluruh keluarga dan kerabat turut men-support dan mendo’akan. Terima kasih, aku amat terharu.

Tibalah H-1. Briefing dari penyelenggara UKMPPD Nasional.
Aku semakin tenang, karena beliau amat menguatkan.
Beliau berkata, "Dulu zaman saya, belum ada ujian ini, karena Allah tahu, saya mungkin tidak mampu. Nah, Allah tahu kalian mampu, maka kalian diberikan ujian ini. Kalian hebat, kalian terpilih. Waduh membayangkan duduknya saja, 3,5 jam di depan monitor saja saya tidak kebayang. ditambah mengerjakan soal dengan cepat ya hahaha. Tenang saja, ada Allah yang Maha Mengatur urusan hamba-Nya, kita sebagai hamba hanya dapat berikhtiar dengan sebaik-baiknya”

Tibalah hari-H. 18 November 2017.

Ketika kami sudah duduk di depan monitor masing-masing, pengawas nasional kembali memberikan petuah, “Sudah. Tidak ada lagi komunikasi antar teman. Saya yakin semua sudah bekerja keras, sudah belajar dengan baik. Sebelum kita mulai ujian sepuluh menit lagi, saat ini biarkan hanya ada komunikasi ke atas, hanya komunikasi hati kita dengan Allah, silahkan berdo’a kepada Allah, ungkapkan apa yang ingin diungkapkan.”

Perasaan haruku amat membuncah, tak sanggup menahan bulir air mata. Saat itu yang terbesit dalam hatiku satu, “Ya Allah, terima kasih atas segala nikmat dan karunia-Mu, segala puji bagi Engkau ya Allah, yang telah memudahkan perjalanan pendidikan hamba dan mengizinkan hamba untuk sampai pada tahap ini, atas kesempatan duduk disini. Terima kasih untuk segalanya ya Allah.”, dilanjutkan dengan do’a meminta kemudahan dalam ujian.

Dan berakhirlah UKMPPD CBT. 
Kuakhiri dengan 'Hasbunallah wani’mal wakiil ni’mal maula wa ni’mannashiir. Laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.'

Alhamdulillah, tugas ikhtiar telah selesai, selanjutnya tinggal bertawakkal :')

OSCE UKMPPD dilaksanakan seminggu setelahnya, 26 November 2017.
Pagi hari itu hujan turun dengan syahdunya. Pertanda turunnya keberkahan dan dikabulkannya do'a, insya Allah.
Kami melalui ujian OSCE sebanyak 14 stase, dengan 2 stase istirahat. Setiap stase diberikan waktu 15 menit, sehingga total waktu yang kami habiskan adalah 3,5 jam.

Alhamdulillah aku merasa lega setelah OSCE berakhir.
Kembali lagi, waktunya bertawakkal kepada Allah :')

Ya Allah, anugerahilah kami kelulusan yang sempurna, kelulusan yang Engkau ridhoi. Aamiin yaa rabbal 'alamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Merenungi Perjalanan