Dia adalah Suamiku

 Dia adalah suamiku, 

yang menyortir buku-buku yang kubeli dengan mengecek latar belakang penulisnya terlebih dahulu sebelum kubaca.

Dia adalah suamiku,

yang mem-filter orang-orang yang aku follow di Instagram. Meng-unfollow "selebgram-selebgram" yang tidak memberi faedah untukku.

Dia adalah suamiku,

yang selalu menanyakan apa film yang aku tonton.

Sebab, ideologi-ideologi yang bertentangan dengan islam, pun hal yang syubhat, dapat masuk ke dalam jiwa dan pikiran secara halus melalui syair dan kata-kata tanpa kita sadari, apabila kita terus mengonsumsi media yang menyampaikannya.

Sebab, pola pikir kita dipengaruhi oleh pengalaman yang kita alami secara terus-menerus.

Sebab, aku adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dia memastikan gurunya memberikan pengajaran dan pemahaman yang baik tentang dunia dan tujuan hidup di dunia.

Dia adalah suamiku, teman diskusiku, yang memberikan keamanan dan ketenangan, yang meneruskan estafet perjuangan orangtuaku dalam menjagaku dan memberi pengajaran untukku.


Terima kasih suamiku. Barakallahu fiik.


"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharah dirimu dan keluargamu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S at-Tahrim : 6)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan