Coass Obgyn Part 2

Bismillah.
Sepertinya cerita di obgyn terlalu banyak jika harus diceritakan satu persatu.
Saya bersyukur mendapatkan kasus yang bervariasi setiap harinya.

Hari ini saya akan menceritakan pengalaman jaga malam saya yang bertepatan dengan hari kartini.

Tanggal 20 April, pukul 20.00 WIB saya dan Farida sudah sampai di RS Ahmad Yani untuk jaga malam. Hujan deras dan petir susul menyusul kala itu.

Rutinitas jaga malam yakni operan pasien, follow up, cek infus, kontrol DJJ, dan injeksi obat telah rampung kami laksanakan pada pukul 22.00 WIB

Pukul 24.00 WIB telepon berdering. Yap pasien baru dari UGD.
Selang 15 menit, telepon kembali berdering untuk pemberitahuan yang sama, ada pasien baru dari UGD.

Dua pasien datang bersamaan pada pukul 12.30 WIB
Satu dari mereka saya ambil sebagai pasien saya. Seorang ibu berusia 43 tahun hamil anak ke-4. 
Saat itu baru 10 menit setelah saya mengantarkan ibu ke kamarnya, kemudian keluarganya menghampiri saya dan mengatakan ibu mengeluh mulas seperti ingin BAB, wajahnya tampak kesakitan sekali.

Akhirnya kubawa ibu tersebut ke ruang tindakan. Laporan pembukaan terakhir dari UGD adalah pembukaan 4. Begitu saya lakukan periksa dalam ternyata sudah ada bentuk seperti daging yang tampak di vulva. Bukan presentasi kepala. Padahal status dari UGD adalah presentasi kepala.
Alhamdulillah ada adek akbid yang sedang magang saat itu. Segera kami persiapkan partus set dan lain sebagainya, saya belum sempat memakai apron, rupanya ibu sudah mengedan sehingga bokong dan kaki bayi sudah keluar.

Saya sedikit panik, saya belum pernah melahirkan bayi sungsang sebelumnya. Yang terpikir saat itu hanyalah menggunakan perasat bracht. Jujur saat itu deg-degan sekali. Khawatir terjadi apa-apa dengan kepala bayi jika saya menariknya terlalu keras. Alhamdulillah akhirnya bayi terlahir dengan menangis spontan, alhamdulillah. Saya bersyukur berkali-kali mendapati bayinya langsung menangis. Sesaat kemudian kakak bidan datang.

Adek akbid segera mengurus bayinya dan saya melanjutkan manajemen aktif kala tiga, menyuntik oksitosin dan melahirkan placenta. Ibu tersebut mengalami ruptur perineum grade 2. Kakak bidan mempercayakan saya saja yang menjahitnya.

So, for the first time in forever, untuk pertama kalinya saya melahirkan bayi sungsang dan melakukan hecting perineum. Alhamdulillah.

Bagian sedihnya adalah sang bayi menderita kelainan kongenital labiopalatoschizis (sumbing). Ternyata sang ibu baru mengetahui dirinya hamil ketika usia 7 bulan kehamilan sehingga ibu tidak awas terhadap janinnya, makan tidak teratur, asupan gizi kurang, dan mengkonsumsi obat warung. Saya teramat sedih melihat matanya berkaca-kaca.

Selang 2 jam berikutnya pasien berdatangan, berjumlah 8 orang dan kesemuanya hamil cukup bulan.
Ketika kulihat kalender rupanya ini hari kartini, akan banyak ibu yang melahirkan di hari kartini.
Dan benar saja saya tidak sempat tidur hingga shubuh tiba.

Setelah mandi dan sholat, waktunya memandikan bayi.
Pukul 07.00 seluruh teman yang dinas pagi sudah datang. 
Hari ini ada 8 rencana cesar. Jumlah terbanyak di tahun ini, kata kakak bidan. 
Sebelumnya cesar terbanyak dalam satu hari adalah 5 orang.
Kami ber-8 segera ke ruang operasi. 
Saya yang bertugas menerima bayi dan melakukan manajemen bayi baru lahir didampingi kakak bidan. 
Hihi pemandangan ruangan tunggu operasi menakjubkan. Delapan ibu hamil yang menunggu giliran operasi serta bayi-bayi yang bergantian lahir satu persatu.
Rasanya hari itu ruang operasi milik divisi kebidanan.

Dua hari ini begitu sibuk tetapi saya bahagia. Alhamdulillah.

Kamis, 21 April 2016
by Hanifah Rahmania

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan