Surat Balasan

Assalamu’alaikum untuk Hanifah Rahmania, 23 tahun
Ini aku, dirimu yang berusia 24 tahun.
Terima kasih telah mengirimiku surat, bahkan sejak kau berusia 19 tahun
Alhamdulillah, kabarku baik, bahkan aku dalam keadaan terbahagia yang pernah kurasakan.
Maaf tidak langsung membalas suratmu segera setelah aku menikah.
Aku terlalu fokus dengan kehidupan baru sebagai ibu rumah tangga, hehe.

Ya, seperti permintaanmu, bahwa surat ini kutulis setelah aku menikah.
Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih karena kau telah melewati masa remaja dengan baik.
Kalau ada yang ingin aku ulangi, aku ingin lebih giat menghafal al-qur’an sehingga bekal hafalanku lebih banyak.

Alhamdulillah, kini aku telah menikah dengan seorang lelaki pilihan Allah dan tentu pilihan hatiku.
Kami menikah pada tanggal 8 April 2018. Pernikahan sederhana yang penuh cinta.
Tak perlu aku deskripsikan bagaimana orangnya, karena terlampau banyak kebaikannya.
Sehingga aku merasa menjadi istri paling beruntung di dunia.
Tak kutuliskan kisah kami disini ya, kau bisa membacanya di link ini Our Story

Allah Maha Baik telah menganugerahkan malaikat kecil di dalam rahimku satu bulan setelah kami menikah.
Semua ini adalah anugerah dari Allah yang tak ternilai harganya, yang tidak akan kutukar dengan apapun di dunia ini.
Sejujurnya, Aku menuliskan ini sambil menitikkan air mata.
Karena kau tahu? Memang benar cita-citaku adalah menjadi dokter, namun impian terbesarku adalah menjadi seorang istri dan ibu.
Terima kasih ya Allah. Terima kasih telah menjawab do’a-do’aku.
Mampukanlah aku untuk menjadi istri yang sholihah untuk suamiku dan ibu yang dapat menjadi teladan untuk anak-anaku. Aamiin

Kesibukanku.. hmm Alhamdulillah saat ini aku sedang mengabdi pada negara alias menjalani program wajib dokter internsip di sebuah Rumah Sakit Swasta di Cibubur.
Selepas internsip, aku belum ada rencana jangka pendek dulu, karena prioritasku saat ini adalah keluarga, ya suamiku dan anakku.
Rencana jangka menengah untuk sekolah lagi, tentu ada, tapi seperti yang sudah kukatakan, aku harus tepat dalam menempatkan prioritas.

Tak ada kata yang sanggup terucap selain syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan hamba-Mu yang pandai bersyukur. Aamiin

Wahai Allah, Zat yang Maha Menciptakan lagi Maha Memelihara, sehatkanlah janin yang ada di dalam rahimku, tumbuhkanlah ia menjadi bayi yang sehat dan kuat, sempurna fisiknya, tidak kurang satu apapun, sehatkanlah lahir dan batinnya, cerdaskanlah akalnya, dan jadikanlah ia hamba-Mu yang taat, sholih, dan bertaqwa aamiin”.

Sekian dulu ya, kapan-kapan aku bercerita lagi

Please kutunggu cerita proses persaliannmu ya!

Sincerely, Hanifah Rahmania 24 tahun


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Merenungi Perjalanan