Dari Masa ke Masa Part 2


Dulu nggak pernah menerka-nerka bagaimana rasanya jauh dari sahabat.
Sebab dulu ketika masih bersama rasanya semua berjalan alami.
Tak ada kekhawatiran akan bersekat jarak satu sama lain.

Dulu setiap harinya diawali dengan bangun sebelum shubuh,
tentu dengan karakteristik bangun tidurnya masing-masing.
Lalu beriringan melangkah ke masjid meski masih diselingi menguap atau kucekan mata.
Gelapnya langit dan hawa dingin yang menjadi saksi langkah-langkah
kecil kami, meski terkadang langkah-langkah besar, karena rupanya terlambat.

Dan sebuah hari baru dimulai lagi, bersama.
Kembali melakukan sederet aktivitas keseharian bersama-sama.
Bukan aktivitas biasa. Kami, berbagai batu dengan asal yang berbeda-beda
hendak dijadikan permata. Ditempa terus-menerus. Itulah tujuan kami ada disini,
di Al Kahfi.

Dulu memang diakhir kelas dua belas rasanya ingin segera kuliah.
Menghitung hari kapan lulus dan wisuda dari Sekolah Menengah Atas.
Yaa meskipun hari dihitung-hitung, tetap saja tak akan melambat atau
bertambah cepat.

Kini sudah dua tahun pasca kelulusan.
dan memori selama SMA tak hilang sejengkal pun

Ternyata berteman dengan mereka adalah anugerah.

Tidak mudah menggambarkan betapa beruntungnya kami dan
betapa beruntungnya aku.
Untuk pernah bersama mereka dan mendapatkan segala pelajaran berharga.

Betapa beruntungnya kami diarahkan untuk tidak melakukan kegiatan sia-sia
seperti remaja di belahan tempat lain yang senang berfoya-foya misalnya.
Betapa beruntungnya kami mendapat yang lebih dari sekedar pengetahuan umum.
Betapa beruntungnya kami selama 3 atau 6 tahun menghirup udara bebas polusi.

Jika mengingat semua itu yang muncul selalu syukur. Alhamdulillah.
Yang muncul kedua adalah sedih karena kini tak bisa sekondusif dulu,
yang ketika shubuh dan maghrib adalah jadwal tahfidz,
yang ketika malam minggu adalah tasmi' alqur'an.
Sungguh rindu.

Dan kini, semuanya sudah berkutat di bidang dan kehidupannya masing-masing.
Terkadang berharap bisa kumpul lagi, bukan sekedar kumpul, tapi full team
sekedar silaturrahmi, mem-flash back kenangan kita,
dan saling memotivasi untuk terus melangkah menggapai mimpi,
saling mengingatkan untuk tetap sesuai syari'at.

Terkadang pula takdir dan jalan hidup mempertemukan satu
diantara kita dengan yang lainnya.
Itulah yang disebut lingkaran takdir. Seseorang menjadi penyebab takdir yang lainnya.
Seseorang menjadi akibat dalam jalan hidup sesorang yang lain. Dan seterusnya.

Bukan sesuatu yang tidak mungkin hidup kita akan beririsan, mungkin nanti
kita akan menjadi tetangga ketika dewasa, rekan kerja,
anak kita bersekolah di tempat yang sama,
atau sekedar berpapasan di jalan, atau sahabat selamanya,
dan atau atau yang lainnya.

yang terpenting, tetap saling mendo'akan satu sama lain ya.
Semoga kita berkumpul lagi di Surga Firdaus-Nya Aamiin

Bertemu kembali setelah 6 bulan berpisah, dengan cerita kampus barunya masing-masing.

Bertemu Dina ketika jadi delegasi ANTIBIOTIC 8th
di Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Dan bukan kebetulan bertemu Syayma di MTQ Mahasiswa Nasional ke XIII
di Padang, Sumatera Barat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan