Tak selalu Indah tapi Manis Ujungnya

Ini kalimat terakhir dari mba meta dalam sesi curhat tentang kendala di kampus.
Syukron mba :")

Bila kau berpikir ini adalah jalan terindah bagi setiap penapaknya.
Hanya bahagia tanpa pahit didapat.
Hanya senang tanpa sedih didapat.
Ketahuilah, jalan ini tidak seperti itu.
Ya, aku tahu, kita tahu, jalan ini pastilah manis di ujungnya.
Namun dalam prosesnya tak selalu mulus.
Tak selalu sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
Tak melulu sama dengan apa yang kita inginkan.
Kita memang bisa merencanakan apa saja.
Allah jua lah sebaik-baik pembuat rancangan.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" 
(Q.S Al-Ankabut :2)

Ya, karena keimanan tak hanya diucapkan.

Sekeping hati dibawa berlari 
Jauh melalui jalanan sepi 
Jalan kebenaran indah terbentang 
Di depan matamu para pejuang 

Tapi jalan kebenaran 
Tak akan selamanya sunyi 
Ada ujian yang datang melanda 
Ada perangkap menunggu mangsa 

Akan kuatkah kaki yang melangkah 
Bila disapa duri yang menanti 
Akan kaburkah mata yang menatap 
Pada debu yang pastikan hinggap 

Mengharap senang dalam berjuang 
Bagai merindu rembulan di tengah siang 
Jalannya tak seindah sentuhan mata 
Pangkalnya jauh ujungnya belum tiba 

Nasyid by Saujana : Suci Sekeping Hati

Maka dari itu nikmatilah setiap detiknya dan bersabarlah.
Karena dengan atau tanpa adanya kita niscaya Islam dan Al-Haq pasti menang.
Namun tanpa Islam, kita bukanlah apa-apa.
Karena sejatinya kitalah yang membutuhkan dakwah ini, bukan sebaliknya.

Fii kulli zamanin rijaluha wa fii kulli marhalatin rijaluha
Pada setiap zaman, pastilah ada pemuda yang menjadi pahlawan-pahlawannya.

Akankah kita yang menjadi kontributor sejarah peradaban atau mempersilahkan orang lain yang mengambilnya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan