Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

H-1

Tatkala aku mendapat pengumuman lulus SNMPTN di FK Unila dua setengah tahun silam, yang paling aku dan teman-temanku khawatirkan dari Lampung ketika itu adalah konflik yang kebetulan sedang terjadi di sebuah daerah bernama Mesuji. Selain itu, aku juga tidak memiliki sanak saudara di Lampung serta belum pernah sekalipun pergi ke Lampung. Tahun berikutnya ketika aku sudah tinggal di Lampung pun konflik di daerah tersebut kerap terdengar kembali. Namun, apa daya ketika Mesuji yang merupakan daerah KKN terjauh dari Bandar Lampung ditetapkan menjadi tempat KKN-ku. Yang kudengar dari media, Mesuji itu agak panas dan keras. Namun, Aku yakin, kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya sebelum benar-benar melihatnya lebih dekat. Pasti ada hikmah dari setiap kejadian, dan tentu ada pelajaran dari setiap perjalanan, insya Allah. "Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang den

Ksatria

Kau kah itu, yang tertunduk? Bangkitlah kau jiwa yang merunduk Kuatkan tekadmu hadapi penakluk Hilangkan takut duhai pelanduk Polisi pun algojo kau buat kikuk Biar megatruh lenyap di angkasa Biar kokoh tekad di dada Biar tahu semua semesta Bahwa dirimulah sang ksatria Menyaksikan asa-mu membuncah, badai henti dari gemuruh arbei pun tak jadi tumbuh kau sigap tanpa obat sedang mereka tercandu robusta @hanifarania

Two Gifts

Ada mimpi yang belum tercapai Yaitu ikut PIMNAS Malam kemarin aku dikejutkan dengan pengumuman lolos seleksi PKM oleh Dikti Berharap lolos satu berkas dari dua buah PKM yang tim kami ajukan Allah ternyata memberi lebih, Alhamdulillah keduanya lolos didanai dikti, satu PKM Penelitian, satu lagi PKM Pengabdian Masyarakat Terima kasih yaa Allah Pastinya akan lebih membutuhkan pundak yang kuat, semoga Allah kuatkan Bismillah one step ahead I wish my dream comes true, yang kini menjadi our dream Bismillah.. laa haula walaa quwwata illa billah

Prosa Mini : Kupu-Kupu Perak

Matahari hendak terbenam. Aku berjalan seorang diri di taman kota, hendak mencari angin. Jiwaku dipenuhi oleh berbagai tekanan, didominasi oleh rasa bersalah yang mendalam. Aku duduk di bangku taman. Hatiku gundah, bahkan diriku tak dapat mengatur  lalu lintas pikiran yang hilir mudik dalam otakku. Betapa bodohnya aku telah mengecewakanmu, sahabat sejatiku. Andai waktu dapat terulang akan kuperbaiki segalanya, namun bisakah? Aku berbisik pada kembang langit yang kini berubah menjadi jingga. Semilir angin menyergapku, menawarkan dirinya untuk temaniku. Tetiba ada sesuatu yang hinggap di pundakku, halus seperti kupu-kupu. Ternyata bukan kupu-kupu penuh warna-warni yang kudapat. Rupanya itu kau, kupu-kupu perakku, manusia berjiwa lembut nan tegar. “Aku maafkan kau, jangan bersedih” Suaramu bergetar, ada butir indah keluar dari sudut matamu. Air matamu, air mata melati. Harum, murni, tulus, suci.

Prosa Mini : Rezeki

Siang itu terik. Angkot yang kutumpangi berhenti di depan halte. Seorang ibu beranak tiga turun dari angkot. Pakaiannya lusuh. "Saya hanya punya ini". Ibu tersebut menyerahkan uang seribu rupiah. "Tidak apa-apa ibu, ambil saja uangnya", ujar sopir angkot sembari tersenyum. 20 menit kemudian, seorang bapak turun di halte berikutnya. "Ini pak" sang bapak menyerahkan selembar uang lima puluh ribu rupiah. Sang sopir segera mencari kembalian untuk si bapak. "Uangnya sekalian untuk ibu dan tiga anak yang tadi, sisanya ambil saja pak" "hal jazaaul ihsani illal ihsan" "wayarzuqhu min haitsu la yahtasib" Kulihat dua buah stiker bertuliskan ayatNya mantap terpajang pada kaca depan angkot.

Prosa Mini : Surat Perpisahan

Aku memenuhi kertas surat berwarna biru muda dengan tinta hitam. Mencoba merangkai kata. Kata-kata perpisahan yang baik. Setidaknya agar hatimu dapat menerima dengan tenang dan lega bahwa perpisahan ini hanya sementara. Tatkala surat perpisahan telah aku rampungkan. Aku menatap lekap-lekap kata demi kata yang telah aku buat. Melalui kalimat-kalimat ini aku berharap kau akan percaya bahwa aku, kau, dan kita akan baik-baik saja. Pikiranku beranjak pada tiga tahun silam. Tuas rindu mengungkit memoriku saat kita bertemu di antara barisan pohon kelapa di sebuah pantai berpasir putih kala itu. Pertemuan untuk pertama kalinya, ketika kita sama-sama diorientasi sebagai siswa baru. Awal pertemuan kita biasa saja. Hari-hari setelah itu yang menjadikannya istimewa. Ah. jika mengingatnya sesungguhnya aku tidak ingin pergi. Tiba-tiba bau asap knalpot bercampur bensin membuyarkan lamunanku. Rupanya kau sudah datang. Di tempat ini, di bawah pohon jambu yang ranum, aku menyerahkan

Prosa Mini : Kita Searah

Aku bergegas menuju halte kampus tatkala kuliah selesai pukul 17.00. Sore ini merupakan sore ke -21 semenjak kau berjalan di belakang bayangku lantas bersegera mensejajari langkahku sembari berkata, "Mari bersama, kita searah" . Sudah dua puluh satu kali pula aku hanya menoleh kepadamu sembari tersenyum kaku. Lagi-lagi kau balas dengan senyum lebar. Hari ini seperti 20 hari sebelumnya, aku dan kau diam membisu seolah ada plester yang merekat di mulut masing-masing. Kau dan aku duduk bersebelahan namun yang ada hanya sunyi. Tanpa suara, tanpa sepatah kata, tak ada yang memulai pembicaraan selama 20 menit perjalanan. Sampailah aku dan kau di halte tujuan seperti biasa. Aku dan kau turun beriringan. Aku segera melangkah cepat ke arah rumahku yang hanya berjarak 100 meter dari halte. Selama 20 hari sebelumnya belum pernah aku menoleh ke belakang sekedar ingin tahu dimanakah rumahmu. Hari ini hatiku diliputi rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menoleh. Da

Aku (tidak) Cemburu

Aku tidak cemburu pada wanita cantik Aku tidak cemburu pada bidadari surga Tapi aku cemburu pada bidadari dunia Ia adalah wanita dunia tetapi bidadari cemburu padanya ia yang wajahnya bercahaya oleh wudhu yang selalu terjaga ia yang menghidupkan sepertiga malamnya di saat yang lain terlelap dalam tidurnya ia yang tutur katanya santun ia yang mulia akhlaknya ia yang istiqomah menjalankan syari'at-syari'atNya ia yang senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan yang sia-sia ia yang lisannya tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah ia yang selau mengerjakan sunnah sebagai bukti kecintaan pada Rasulnya ia yang bersegera meninggalkan perkara lain saat azan berkumandang ia yang menjaga ayat-ayatNya dengan menghafal Al-Qur'an dan mempelajarinya ia yang bermanfaat bagi sesamanya ia yang tinggi ilmunya, menjulang prestasinya ia yang melahirkan generasi qur'ani dan ia yang menjadikan Islam semakin indah dan bercahaya karena perilakunya Aku tidak cemburu pada