Prosa Mini : Kita Searah

Aku bergegas menuju halte kampus tatkala kuliah selesai pukul 17.00.
Sore ini merupakan sore ke -21 semenjak kau berjalan di belakang bayangku lantas bersegera mensejajari langkahku sembari berkata, "Mari bersama, kita searah". Sudah dua puluh satu kali pula aku hanya menoleh kepadamu sembari tersenyum kaku. Lagi-lagi kau balas dengan senyum lebar.
Hari ini seperti 20 hari sebelumnya, aku dan kau diam membisu seolah ada plester yang merekat di mulut masing-masing. Kau dan aku duduk bersebelahan namun yang ada hanya sunyi. Tanpa suara, tanpa sepatah kata, tak ada yang memulai pembicaraan selama 20 menit perjalanan.

Sampailah aku dan kau di halte tujuan seperti biasa.
Aku dan kau turun beriringan. Aku segera melangkah cepat ke arah rumahku yang hanya berjarak 100 meter dari halte.
Selama 20 hari sebelumnya belum pernah aku menoleh ke belakang sekedar ingin tahu dimanakah rumahmu.
Hari ini hatiku diliputi rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menoleh. Dan Lihatlah apa yang tertangkap oleh mataku, kulihat kau menaiki bus jurusan arah balik, bus yang menuju ke halte tempat kita berangkat.

Esok lusa baru kutahu ternyata gang rumahmu tepat di seberang gerbang kampus kita.

Bandar Lampung, 6 Januari 2014
Hanifah Rahmania
@hanifarania

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Merenungi Perjalanan