Tentang Kita

Alhamdulillah terima kasih Allah sudah menempatkanku di keluarga kecil sederhana bahagia.
Maafkan aku ya Allah kalau belum bisa menjadi kakak yang menjadi teladan untuk adik-adiknya.

Lihatlah betapa aku menyayangi kalian adik-adikku, Ihsan dan Salma.
Dan betapa bangganya aku memiliki adik-adik seperti kalian.

Masih teringat tahun 2003 ketika pertama kali satu sekolah dengan Ihsan.
Kami berangkat sekolah dengan sepeda, aku membonceng ihsan.
Rutinitas sebelum berangkat sekolah adalah Aku dan Ihsan melakukan ‘tos’ yang kami buat semenarik mungkin dengan Salma yang saat itu masih berusia tiga tahun.

Masih teringat tahun 2005 ketika Salma sudah masuk SD.
Saat itu kami berangkat sekolah bersepeda. Kali ini aku membonceng Salma dan Ihsan mengendarai sepedanya sendiri.
Dan masih teringat di tahun 2006, kala itu aku meminta untuk masuk pesantren ketika nanti SMP.
Dan ku ikutilah serangkaian persiapan itu, aku diantar untuk survey ke Alkahfi, lalu mendaftar dan tes masuk.
Ketika kedua adikku menyadari bahwa aku akan pergi, mereka merajuk, terutama Salma
“Mba jangan masuk pesantren, mba nggak boleh di asrama”, ucapnya sambil menangis.
Akupun ikut sedih kala itu.

We used to be best friends
We used to do everything together
And now we have to live in different place

Ummi abiku pun memberikan pengertian-pengertian kepada Salma
H-1 keberangkatanku ke Al Kahfi, Ihsan dan Salma memberikan masing-masing sebuah kado untukku.
Hadiah itu adalah dua buah bingkai foto yang lucu beserta foto kami di dalamnya.
So sweet :’)

Tibalah aku di Al Kahfi dan tiba saatnya ditinggal sebagai santri baru.
Aku menangis di hari pertama.

Hingga berlalulah tahun-tahun di SMP.
Setiap pulang aku selalu bercerita A-Z kehidupanku di asrama kepada kedua adikku.

Tahun 2009
Ihsan pun mengikuti jejakku untuk bersekolah di Al Kahfi.
Ketika Ihsan masuk SMP, Aku masuk SMA.
Aku kembali melanjutkan SMA di Al Kahfi.

Tahun 2011
Salma pun mengikuti jejak kami untuk bersekolah di Al Kahfi.
Akhirnya kami bertiga dipertemukan kembali di tempat yang sama.
Ummi abiku kini yang kesepian berdua.

Ketika SMA aku menyukai banyak hal.
Dan aku selalu mengajarkan adik-adikku dengan hal yang kusukai tersebut.
Ketika liburan, aku senang mengajari Ihsan matematika dan fisika SMA.
Aku juga mengajari Salma untuk menari saman.

Dan lihatlah saat aku hanya sampai pada peringkat 60 ketika kompetisi fisika dalam ajang pesta sains nasional, Ihsan mampu menjadi finalis di 6 besar.
Ihsan berkembang melampaui aku, Ihsan sering keluar kota karena menjadi finalis lomba fisika.

Dan lihatlah ketika dulu kami belajar saman secara otodidak.
Salma bahkan berkali-kali mengikuti lomba tari saman mewakili Al Kahfi.
Dan lihatlah sekarang adikku sudah mulai menulis di blog barunya.

Aku ingin kalian bertumbuh hebat, lebih dari aku.

Tahun 2012, aku lebih dulu merantau ke Lampung untuk menggapai cita-citaku menjadi dokter.

Tahun ini, tahun 2015, Ihsan juga ikut merantau ke Solo untuk menggapai cita-citanya menjadi engineer.

Ya, tentu, Salma kembali menangis, karena kali ini ia ditinggal lagi.
Kini kami bertiga terpisah jarak lagi.
Bogor, Solo, Lampung, dan ummi abi di Bekasi.

Waktu akan terus bergulir dan membawa kami pada masa depan.
Tak peduli dimanapun kami berada, hati kami selalui merindui rumah tempat kami bertumbuh dan menghabiskan masa kecil.

Menjadilah adik-adikku.
Menjadilah manusia permata yang bermanfaat bagi sesama.

Salam rindu, kakakmu yang sedang berjuang di tingkat akhir.
Foto kecil kami bersama Nenek dan Mbah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan