Coass Saraf Part 3

Bismillah

Mulai pekan kemarin jaga malam menjadi hanya seorang diri, tidak lagi berdua.
Dua malam terakhir saya jaga malam, jumlah pasien baru dalam semalam berturut-turut 5 dan 6.
And see.. malam ini sudah ada 8 pasien baru yang datang dan 1 pasien plus.
Sepertinya bakat ‘pembawa’ itu memang benar ada. 
Malam ini rekor ruang saraf menjadi full bed. Terisi penuh :'''''')

Pengalaman jaga malam kali ini, semalaman nggak tidur. Stay up all night, alone.
Pasien memanggil setiap 5 menit. Saya mondar-mandir di koridor mungkin ada 20 kali-an. 
Sampai-sampai ada keluarga pasien yang menghampiri untuk memberi roti sama buah, sempat nolak tapi dipaksa, terharu, tetapi saya nggak ingat siapa, maklum setengah sadar.

Kemudian saya jadi teringat orang-orang dan media yang merendahkan dan menyudutkan dokter, mungkin mereka tidak tahu rasanya coass. Tetapi sejujurnya saya nggak ambil pusing juga sih apapun kata orang. Hehe. Sedih saja melihatnya, nggak kesal kok.

Setiap hendak pejamkan mata, ada saja keluarga pasien yang memanggil, mulai dari sakit kepala berat, kejang, gelisah, sesak, mual, muntah, nggak bisa tidur, terutama keluarga pasien tetanus yang paling banyak keluhannya, mungkin 50% panggilan dikuasai oleh dia.

Bahagia sih bisa bermanfaat untuk pasien tetapi begitu lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB and realize that you belum tidur, sebenernya ingin menangis juga. Hehe. Meneteslah 2 tetes. Sudah. Setelah itu saya sholat shubuh dan lanjut lagi aktivitas pagi hari, follow up, ambil darah, dan lain-lain.

Sekian jaga malam hari ini.

Pesan: Selelah apapun, tetaplah tersenyum dan tegar di hadapan orang lain. Kalau mau nangis sendirian saja di atas sajadah.

Ruang Saraf
07.15 WIB pasca jaga malam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan