Kita yang mana?

Sebagian orang beribadah kepada Allah semata-mata karena mengharapkan imbalan, dan itulah ibadahnya para pedagang. Sebagian lagi beribadah karena takut terkena hukuman, dan itulah ibadahnya para hamba sahaya. Dan sebagian lagi beribadah karena bersyukur kepada Allah, dan itulah ibadah orang-orang yang merdeka jiwanya. 
Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah

ingin sedikit me-review sebuah tausyiah dari seorang senior dalam suatu forum beberapa waktu lalu.

Dalam melaksanakan ibadah, manusia digolongkan menjadi tiga tingkatan,
yang pertama, Apabila kita beribadah kepada Allah SWT dikarenakan rasa takut akan siksa neraka dan hukuman di akhirat kelak.
yang kedua, apabila kita beribadah kepada Allah SWT dengan niatan ingin memperoleh balasan pahala yang besar sehingga dapat memasuki syurga-Nya
yang ketiga, adalah tingkatan yang paling tinggi, yakni apabila kita beribadah kepada Allah SWT bukan karena takut hukuman atau mengharapkan imbalan, 
melainkan kita beribadah kepada Allah SWT sebagai bentuk kesyukuran atas anugerah yang tak terhingga yang telah Allah berikan
Ali bin Abi Thalib menyebutnya dengan ibadah orang yang merdeka jiwanya.

Karena itulah, Nabi Muhammad SAW senantiasa terus beribadah di tengah malam ketika orang lain sedang terlelap. Ketika istri beliau Aisyah r.a suatu malam terjaga dan menanyakan mengapa beliau sholat begitu lama meskipun telah dijamin masuk syurga,  maka Nabi yang mulia menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Rabb ku?"

Subhanallah.
bagaimana dengan kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Nilai Sebuah Kebersamaan

Merenungi Perjalanan