Penjagaan Allah
Setelah 40 hari tidak berjumpa dalam halaqoh tarbawiyah,
akhirnya bertemu juga, ibarat menemukan oase di padang tandus.
Entah mengapa materi yang disampaikan selalu pas sekali
dengan keadaanku.
Tentang Penjagaan Allah.
Selama kurang lebih sebulan ini, isi tulisan dalam diaryku
tak lain tentang merenungi penjagaan Allah.
Sungguh tidak ada alasan untuk tidak bersyukur
Betapa aku bersyukur,
bagaimanapun turun-naiknya imanku,
betapa aku yang masih banyak lalai ini,
Namun Allah selalu menjadikanku dalam keadaan yang baik
Allah selalu mempertemukanku dengan orang-orang yang baik
Allah selalu menempatkanku di tempat yang baik, berisi
orang-orang baik
Terima kasih ya Allah
Sungguh hanya kepada-Mu tempat ku berlindung dan meminta
penjagaan.
Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra. berkata, suatu hari aku
berada di belakang Rasulullah saw. [membonceng], Beliau bersabda, “Nak, aku
hendak mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu. Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah
kepada-Nya. jika meminta pertolongan, mintalah tolong kepada-Nya. Ketahuilah
seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu,
mereka tidak akan mampu kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu. Dan
seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak mampu
kecuali keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Pena sudah diangkat
dan tinta sudah kering.” (HR Tirmidzi. Dia berkata, hadits ini hasan shahih)
Ada beberapa tafsir dari hadits ini.
Dua diantaranya adalah:
1. Jagalah Allah, niscaya Allah Menjagamu.
Maksudnya, komitmenlah terhadap perintah-perintah Allah swt, jangan mendekati atau bahkan melanggar batasan-batasan-Nya, laksanakan apa yang diwajibkan-Nya dan jangan meremehkan sedikitpun, dan jauhilah apa yang dilarang. Setelah itu lihatlah, bagaimana Allah swt. menjaga kemurnian aqidahmu, menjagamu dari gejolak nafsu dan kesesatan, melindungimu dari kejahatan makhluk lain, melindungimu dari godaan setan, baik dari bangsa jin atau manusia.
Maksudnya, komitmenlah terhadap perintah-perintah Allah swt, jangan mendekati atau bahkan melanggar batasan-batasan-Nya, laksanakan apa yang diwajibkan-Nya dan jangan meremehkan sedikitpun, dan jauhilah apa yang dilarang. Setelah itu lihatlah, bagaimana Allah swt. menjaga kemurnian aqidahmu, menjagamu dari gejolak nafsu dan kesesatan, melindungimu dari kejahatan makhluk lain, melindungimu dari godaan setan, baik dari bangsa jin atau manusia.
“Baginya ada malaikat-malaikat yang selalu mengikuti secara
bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.”
(ar-Ra’du: 11)
Artinya Allah memerintahkan para malaikat-Nya senantiasa melindunginya dari segala marabahaya.
Artinya Allah memerintahkan para malaikat-Nya senantiasa melindunginya dari segala marabahaya.
2. Jagalah masa mudamu.
Barangsiapa yang menjaga agama Allah swt. pada usia muda, maka Allah akan menjaganya di saat usianya semakin tua dan kekuatannya semakin lemah. Allah akan menjaga pendengarannya, penglihatan dan akal fikirannya. Allah juga akan memuliakannya pada hari kiamat dengan memberi naungan, pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya.
Barangsiapa yang menjaga agama Allah swt. pada usia muda, maka Allah akan menjaganya di saat usianya semakin tua dan kekuatannya semakin lemah. Allah akan menjaga pendengarannya, penglihatan dan akal fikirannya. Allah juga akan memuliakannya pada hari kiamat dengan memberi naungan, pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya.
Rasulullah saw. bersabda : “Tujuh golongan akan dinaungi
Allah dengan naungan-Nya, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; Imam
yang adil, pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah…” (HR Bukhari dan
Muslim)
Bisa jadi, inilah rahasia taujih yang diberikan Rasulullah
saw. kepada Ibnu Abbas (seorang anak dalam hadits ini), anak pamannya yang
masih belia. Agar ia menggunakan masa mudanya yang masih penuh semangat dan
vitalitas untuk hal-hal yang bermanfaat. Rasulullah saw. bersabda, “Manfaatkanlah
lima perkara sebelum datangnya yang lima: masa mudamu sebelum masa tuamu….” (HR
Hakim, dengan sanad yang shahih)
Sumber : Hadits Al-Wafi ; Imam Nawawi, DR. Musthafa Dieb al
Bugha dan catatan pribadi.
Komentar
Posting Komentar