Prosa Mini : Bunga-Bunga Cahaya Berkembangan

Malam yang dingin, Aku beranjak dari tempat dudukku, menyudahi kegiatan di depan laptop, menginput laporan kasus hari ini.

Waktu menunjukkan pukul 20.00, belum terlalu malam untuk menikmati udara luar.
Aku segera menyambar sweater merah mudaku dan bergegas keluar rumah.

Hari ini adalah hari terakhirku di Nusa Tenggara Timur, tempatku mengabdi sebagai dokter PTT.

Aku menyusuri jalan setapak, jalan yang harus kutempuh untuk menuju Danau Alo. Danau terindah yang ada di daerah ini. Danau yang dikelilingi oleh ratusan bunga anggrek berwarna mutiara, yang jika malam hari menjelma menjadi bunga-bunga cahaya berkembangan. Danau yang menjadi tempatku menepi dari kepenatan selama kurang lebih setahun ini.

Aku menatap langit, bintang-bintang berserak dengan indah di langit gagah.
Ada cahaya mungil mengelilingiku, sekelompok kunang-kunang cantik.
Dua hal yang paling aku sukai sejak kecil, bintang dan kunang-kunang.
Ini adalah hari spesialku.
Kau pernah berkata, “Jika kau mendapati bintang bertaburan di langit malam dan kunang-kunang yang indah dalam satu waktu, maka itulah hari spesialmu”

Ya.. Kau yang paling tahu benar soal kesukaanku
Kau yang selama dua tahun terakhir tak kuketahui kabarnya, sejak kau pergi ke Austria untuk melanjutkan studimu.
Kau yang membuatku tak dapat membuka hati kepada orang lain.

Lamunanku tersadarkan oleh suara Hp, sebuah pesan Line dari nama yang tak asing bagiku,
Bagaimana mungkin, pikirku,

“Nona, malam ini aku sedang menikmati bintang dan kunang-kunang. Jika kau sedang melakukan hal yang sama, maka kau adalah jodohku, jika tidak, maka aku adalah jodohmu.
Nona, ini adalah hari terakhirku di Austria, esok aku akan kembali ke Jakarta. Jika esok juga merupakan hari kepulanganmu, maka kau adalah jodohku, jika tidak maka aku adalah jodohmu.
Nona, selama ini hatiku tak kemana-mana, jika kaupun begitu maka kau adalah jodohku, jika tidak maka aku adalah jodohmu.
Nona, esok lusa maukah kau hidup bersamaku?”

Aku tak dapat menjelaskan seberapa cepat jantungku berdegup saat ini, Aku tak bisa berkata-kata.
Malam yang dingin, Danau Alo, dan Bunga-bunga cahaya berkembangan menjadi saksiku.
Aku bergegas pulang, menebak-nebak apa yang akan terjadi esok hari.

@hanifarania
Bandar Lampung, 17 Maret 2015

Komentar

  1. Woww, boleh juga pesan line nyaa. Ihiiyy. Haha. Tulisannya bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah. Bahagia banget blog aku dikunjungin mba dhira. Salam kenal mba dhira :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Keluar dari Belenggu Membandingkan

Merenungi Perjalanan