Kerjakan Sekarang

Imam Hassan Al Bana berkata, "kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, dan jika engkau punya kepentingan atau tugas, maka selesaikan dengan segera"

ya. benar sekali. nasihat ini adalah nasihat untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.
saya merasakan sendiri akibat dari suka menunda.

pelajaran hari ini:
apabila dihadapkan dengan banyak tugas dan pekerjaan, janganlah membuang waktu hanya untuk memikirkan tugas mana dulu yang harus diselesaikan. karena dengan hanya memikirkan hal seperti itu sambil diam saja, tidak akan ada yang selesai. 
pilihlah satu tugas, kerjakan sekarang!, maka sedikit demi sedikit, satu demi satu tugas akan terselesaikan.

hipotesis saya:
malas dan rajin itu sama-sama merambat.
layaknya kebohongan yang akan melahirkan kebohongan baru.
dan bahwa satu kepo akan melahirkan kepo yang lainnya.
malas pun akan melahirkan malas yang lainnya, merambat.
contohnya jika kita berniat menunda mengerjakan tugas dengan tidur-tiduran sebentar, maka sebagian besar orang akan lama menempel dengan kasur lalu malas bangkit dan malas beraktifitas.

kabar baiknya, rajin pun begitu!, misal, kemarin saya bingung mau melakukan apa dulu, nggak bingung juga sih lebih tepatnya mikir tapi yang berujung 'entar aja deh' antara ngerjain tugas, cuci piring, membersihkan kamar mandi, atau nyapu ngepel. memang sederhana sih. namun jika hanya dipikirkan mana yang mau dikerjakan lebih dahulu, itu sama saja dengan mengulur waktu, sudah tentu waktu akan tetap berjalan, bahkan berlari.

lakukan satu, dan dapat dipastikan, akan tertanam kata "tanggung" dalam benak kita. misal, apabila sedang menyapu dan mengepel, akan terpikirkan untuk melanjutkan hal lain, 'tanggung ah sekalian ganti seprai, tanggung ah sekalian ngelap meja, tanggung bla bla bla, sekalian aja beresin ini, sekalian aja bersih-bersih ini itu bla bla bla..'

hehe kurang lebih begitulah. pastikan anda dalam keadaan rajin dan jangan menunda mengerjakan sesuatu. maka sesuatu yang bermanfaat itu akan melahirkan hasil-hasil bermanfaat yang lainnya.
kerjakan sekarang!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istimror

Istimror = berulang-ulang = kontinyu = konsisten Islam mengajarkan kita untuk istimror, yakni melakukan amalan secara terus-menerus, berulang-ulang, menjaga konsistensi dalam beramal.  Seringkali kita terlalu bersemangat sehingga kita melakukan sebuah amalan besar namun hanya pada titik semangat itu saja. Sedangkan Allah sangat mencintai perbuatan yang istimror (kontinyu) meskipun sedikit (Muttafaqun alaih). Istimror memang sulit karena sifat manusia yang mudah bosan dan semangatnya yang turun naik. Istimror membutuhkan ketekunan untuk terus melakukannya. Maka dalam banyak hal, keberhasilan dan kegagalan ditentukan oleh sifat istimror dibanding faktor lainnya. Istimror dalam bahasa syari’at adalah istiqomah. Istiqomah adalah keteguhan prinsip mempertahankan amalan di waktu lapang maupun di waktu sempit. Istiqomah juga merupakan jalan menuju husnul khotimah. Disamping memang disyari’atkan, istimror memiliki hikmah yang dalam dilihat dari berbagai aspek. Saya
Baca selengkapnya

Nilai Sebuah Kebersamaan

Gambar
Merupakan kesyukuran yang luar biasa, bahwasanya Allah menciptakan aku, kau, dan kita tidak sebatang kara. Layaknya kanvas yang kan terasa tak berwarna jika hanya satu warna tunggal diatasnya. Merupakan kesyukuran menyatu dengan warna-warna lainnya. Ya, itulah kau, yang telah membawa beragam warna dalam hidupku. You bring the colours to my life Guru saya pernah berkata suatu kali: “Kalian tahu istimewanya nilai ukhuwah? Ya, ketika kita tidak hanya bersama dan bersatu raga, tetapi hati yang saling tertaut. Tidak seperti perkumpulan yang sekedar boyband/girlband k*r*a misalnya, mereka terlihat kompak di atas panggung dan layar kaca, padahal hati mereka? Tahsabuhum jami’an wa qulubuhum syatta  kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah (Q.S Al Hasyr : 17) Tentulah tak ada yang dapat mengeratkan hati-hati ini selain Allah sang pemilik hati” Berawal dari ketika aku dilahirkan, selalu ada ummi, abi, dan kedua adikku ihsan, dan salma
Baca selengkapnya

Merenungi Perjalanan

Allah anugerahkan perasaan, akal, dan berbagai indra agar manusia dapat merasakan, merenungkan, dan memikirkan akan setiap kejadian, akan kebesaran Allah, atas kesempurnaan penciptaan, atas keteraturan benda sekecil atom hingga sebesar galaksi. Setiap apa yang kita lihat, dengar, dan temukan, telah digariskan, tak ada yang kebetulan. Nothing in life happens by chance. Every single incident, every single moment, every single word or look someone gives to you, it all happens for one single purpose; to remind you to Allah subhana wa ta'ala. Rest, read, and listen, What is Allah trying to tell you? Bertanya pada hati tidak bisa dalam kegusaran, dalam kemarahan, atau dalam keramaian. Menepilah sejenak untuk merenungkan. Apa yang Allah ingin aku ketahui? apa yang Allah ingin aku pelajari? Apa yang Allah ingin aku lakukan? Menjalani kehidupan bumi dengan hati yang tertaut pada langit.
Baca selengkapnya