Pemenang Kehidupan
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk
membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya
pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang
mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada
penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei.
Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?"
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."
{Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, dan tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat}
Komentar
Posting Komentar